7 (Tujuh) Kelebihan / Keistimewaan Surat al-Fatihah
[Samudera al-Fatihah, Bey Arifin, PT Bina Ilmu, 1976]
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal r.a., katanya : Menyampaikan akan kami Yahya bin Said dari Syu’bah, yang menerima kabar ini dari Hubaib bin Abdirrahman, dari Hafizh bin ‘Ashim, dari Abu Said al-Ma’alli r.a., katanya : “Aku sedang shalat, lalu dipanggil oleh Rasulullah s.a.w., maka tak dapat aku menyahut. Sesudah aku selesai shalat, aku datangi beliau, Rasulullah berkata : Kenapa engkau tidak segera mendatangiku ? Aku menjawab : Karena aku dalam bershalat ya Rasulullah. Berkata Rasulullah : Bukankah Allah sudah berfirman : Hai orang-orang beriman, sahutilah seruan Allah dan Rasul bila menyeru kamu kepada apa yang menghidupkan kamu. Kemudian beliau berkata : Aku akan mengajarkan kepadamu sebesar-besar surah di dalam al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid ini. Ketika Rasulullah akan keluar dari masjid, beliau memegang tanganku, lalu aku berkata : Ya Rasulullah, Engkau mengatakan mau mengajarkan kepadaku sebesar-besar surah di dalam al-Qur’an. Berkata Rasulullah : Ya, ialah al-Hamdulillahi Rabbil “Aalamin (dan seterusnya), ialah 7 ayat yang berulang-ulang, dan itulah al-Qur’an al-‘Azhim yang telah disampaikan kepadaku” Hadis yang seperti di atas inipun diriwayatkan oleh al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibnu Majah dan al-Waqidi dari berbagai-bagai sumber.
2.Tak Ada Samanya Dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an
Diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas dalam al-Muwattha’, dari al-‘Ala’ bin Abdirrahman bin Y’kub al-Haraqi, bahwa Abu Sa’id Mawla Ibnu ‘Amir bin Kuraiz mengabarkan kepada mereka, bahwa Rasulullah s.a.w. memanggil akan Ubay bin Ka’ab ketika dia dalam bershalat di dalam masjid. Sesudah selesai shalat, Ubay bin Ka’ab mendatangi Rasulullah, lalu Rasulullah memegang tangan Ubay, lalu bersama-sama keluar dari masjid dan berkata : Aku ingin engkau jangan keluar dari masjid ini sebelum mengetahui satu surah yang tak pernah diturunkan di dalam Taurat, tidak pula di dalam Injil dan tidak pula di dalam al-Qur’an yang dapat menyamainya. Berkata Ubay : Lalu aku perlambat jalanku, lalu berkata kepada Rasulullah : Surah apakah yang engkau janjikan tadi itu ya Rasulullah ? Lalu Rasulullah membaca “Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin” dan seterusnya, dia berkata : “Inilah dianya surah itu yaitu 7 ayat yang berulang-ulang dan dialah al-Qur’an al-Azhim yang telah disampaikan kepadaku”. Diriwayatkan dari Ali bin Abu Talib r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. berkata : “Siapa yang membaca Fatihatul-Kitab (al-Fatihah), maka seakan-akan dia telah membaca Taurat, Injil, Zabur dan al-Furqan (al-Qur’an)”.
3 .Hanya Kepada Muhammad S.A.W. Diturunkan
Diriwayatkan oleh Muslim dan an-Nasa’I dari hadis Abul Ahwash, Salam bin Salim dari ‘Ammar bin Zuraiq, dari Abdullah bin Isa bin Abdirrahman bin Abu Laila dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. katanya : “Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. duduk bersama Jibril, tiba-tiba Rasulullah mendengar suatu bunyi dari atas, lalu Jibril menoleh ke atas, kemudian lalu berkata : “Itu sebuah pintu sudah terbuka di langit, dan tak pernah pintu itu terbuka sebelum ini”, dari pintu itu turun satu Malaikat, yang langsung menuju kepada Rasulullah, dan berkata : “Bergembiralah engkau (Muhammad) mendapat dua cahaya yang aku bawakan ini, yang tak pernah kedua cahaya ini diberikan kepada Nabi yang manapun sebelum engkau, kedua cahaya itu ialah Fatihatul-Kitab dan beberapa ayat di akhir Surah al-Baqarah, setiap hutuf engkau baca dari keduanya pasti engkau mendapatkannya”.
4.Langsung Mendapat Jawaban Dari Allah
Siapa yang membaca Surah al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh Allah. Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a. katanya : “Kami berada di belakang Imam (bershalat), maka berkatalah Imam itu kepadaku : “Bacalah al-Fatihah dalam hatimu, karena aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. mengatakan : Telah berkata Allah Azza-wa Jalla : Aku bagi shalat (di sini maksudnya ialah al-Fatihah) antaraKu dan hambaKu menjadi dua bahagian (maksudnya : seperdua untukKu dan seperdua lagi untuk hambaKu), dan bagi hambaKu apa yang mereka minta. Apabila hambaKu itu berkata : “Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin”, Allah menjawab : ”HambaKu memujiKu” ; dan apabila hambaKu berkata : “Arrahmaanir Rahiim” , Allah menjawab : “HambaKu menyanjungKu” ; dan apabila hambaKu berkata : “Maaliki Yaumiddin”, Allah menjawab : “HambaKu memuliakanKu”, dan apabila hambaKu berkata “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”, Allah menjawab : “Ini seperdua untukKu dan seperdua untuk hambaKu, bagi hambaKu, apa yang ia minta; dan apabila hambaKu berkata”, dan apabila hambaKu berkata “Ihdinashshiraathalmustaqiim, shiraathal ladzina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh-dhaalliin”, Allah menjawab : Ini semuanya untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang ia minta”.
5.Aman Dari Segala Bahaya
Diriwayatkan oleh al-Buzar dari Anas r.a. : Berkata Rasulullah s.a.w. : “Bila engkau baca al-Fatihah dan Qul Huwallahu Ahad maka amanlah engkau dari segala sesuatu, kecuali dari maut”.
6.Langsung Dari Arazy
Diriwayatkan oleh al_hakim di dalam al-Mustadrak dari Ma’qal bin Yasaar r.a. : Telah berkata Rasulullah s.a.w : “Amalkanlah segala apa yang tersebut di dalam al-Qur’an, halalkanlah apa yang dihalalkannya, haramkanlah apa yang diharamkannya, dan patuhilah ia, jangan sekali-kali engkau inkari apa-apa yang tersebut di dalamnya, dan apa-apa yang kamu ragukan (maksudnya), kembalikanlah kepada Allah dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan sesudah meninggal aku nanti, supaya diterangkannya kepada kamu, dan berimanlah kamu dengan Taurat, Injil dan Zabur, dan apa saja yang dibawa oleh para Nabi dari Tuhan mereka, dan akan memberi kelapangan kepadamu al-Qur’an dan segala keterangan yang tersebut di dalamnya, maka sesungguhnya al-Qur’an itu Pemberi Syafaat, sesuatu yang tak pandai bercakap tetapi membawa kebenaran, dan kepadaku diberikan Allah Surah al-Baqarah dari ZIKIR PERTAMA (Kitab-Kitab Suci yang diturunkan sebelum Musa a.s.) dan diberikan kepadaku surah yang berawalan Thaha, Thasin dan Hamim dari Papan-papan Musa (maksudnya : TAURAT), dan diberikan kepadaku Surah al-Fatihah langsung dari Arasy”.
7.Sebagai Obat (Mentera)
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Said al-Khudri r.a. “Pada suatu hari kami bersama-sama dalam perjalanan, bermalam di satu dusun. Datang kepada kami seorang budak perempuan dan berkata : “Sesungguhnya kepala desa ini sakit dan tak seorangpun di antara kami yang dapat mengobatinya, adakah diantara tuan-tuan yang dapat mengobatinya ?” Salah seorang dari rombongan kami berdiri dan mengikuti budak tadi. Kami tidak mengira yang ia dapat menjadi dukun. Si sakit itu lalu dimenterainya dan sembuh. Kepadanya diberi hadiah 30 ekor kambing, dan kepada kami disuguhkan susu. Ketika ia kembali kami bertanya : “Apakah engkau membolehkan mentera, dan apakah engkau tukang mentera ?” Ia menjawab : “Tidak, saya bukan tukang mentera, tetapi aku hanya membacakan Ummul-Kitab (al-Fatihah).” Kami katakana : “Kejadian ini jangan dikabarkan kepada siapapun, sebelum kita tanyakan kepada Rasulullah s.a.w. lebih dahulu”. Sesudah kami sampai di kota Madinah, kami datangi Rasulullah s.a.w. dan kami ceritakanlah kejadian itu. Rasulullah lalu berkata : “Siapa tahu bahwa surah itu (al-Fatihah) adalah mentera (obat) bagilah hadiah itu dan berikan saya sebahagian darinya”.
Kejadian seperti inipun diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari Hisyam. Di dalam beberapa riwayat dari Muslim diterangkan bahwa penyakit orang yang disembuhkan itu ialah karena sengatan binatang yang berbisa dan yang menyembuhkan itu adalah Abu Said al-Khudri sendiri.
Mengenai Surah al-Fatihah dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ada beberapa pendapat di dalam kalangan Ulama-ulama besar Islam. Pokok perbedaan pendapat itu berkisar pada hadis yang tersebut di atas ini dan beberapa ayat al-Qur’an yang tersebut di bawah ini :
“Hai manusia, sesungguhnya telah dating kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, dan penawar (obat) bagi (penyakit) yang ada di dalam dada, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” [Yunus : 57] ; “Dan Kami turunkan dari al-Qur’an sesuatu yang jadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan bagi orang-orang yang zhalim tetap bertambah merugi” [al-Isra’ : 72] ; “Katakanlah, al-Qur’an itu sebagai petunjuk dan penawar (obat) bagi orang yang beriman” [Fusshilat : 44]
Karena ayat-ayat dan hadis yang tersebut di atas ini, semua ulama-ulama sepakat bahwa al-Qur’an itu dapat menjadi obat. Tetapi obat apa, mereka berlainan pendapat. Ada di antara mereka mengatakan sebagai obat dari penyakit-penyakit batin (rohani) saja, tidak dapat menjadi obat dari penyakit-penyakit jasmani (mengenai tubuh). Tetapi lain ulama mengatakan, menjadi obat bagi penyakit-penyakit rohani dan jasmani (kedua-duanya).
Di antara Ulama Besar dan modern yang berpendapat bahwa al-Qur’an dan khususnya al-Fatihah dapat mengobati jasmani disamping mengobati rohani, ialah Imam Ibnul Qayyim al-Jawzi. Berkata Ibnul Qayyim dalam kitabnya bernama Madarijus Salikin juz I halaman 52-58, diringkaskan sebagai berikut : Adapun al-Fatihah itu mengandung obat buat hati (rohani) aka tidaklah ada perlainan pendapat. Cacat-cacat atau penyakit yang menimpa kalbu berpokok pada dua perkara, ialah rusaknya ilmu dan rusaknya tujuan. Karena dua kerusakan ini, maka timbullah dua penyakit kalbu yang sangat berbahaya, yaitu adh-Dhalaal (kesesatan) dan al-Ghadhab (keangkara-murkaan). Kesesatan karena rusaknya pengetahuan, sedangkan keangkara-murkaan karena rusaknya tujuan hidup. Kedua penyakit inilah induknya segala penyakit kalbu. Maka hidayat yang bernama Shiraathal Mustaqiim (al-Qur’an) adalah obat dari penyakit pertama (kesesatan). Sebab itu hidayat ini harus selalu kita minta dan pelajari. Sedang pengertian yang terkandung dalam Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin adalah obat dari penyakit kedua (rusak tujuan atau kemurkaan).
Adapun al-Fatihah ini dapat pula menyembuhkan penyakit-penyakit tubuh atau badan, sudah jelas pula sebagai yang diterangkan oleh hadis shahih yang tersebut di atas ini. Para ahli tidak berselisih sedikitpun tentang keshahihan hadis yang tersebut dia atas ini. Dalam hadis itu dinyatakan dengan terang bahwa penyakit tersebut sudah sembuh hanya dengan membacakan Surah al-Fatihah, sehingga tak membutuhkan obat lainnya lagi. Pengalaman-pengalaman banyak orang dan undang-undang ketabibanpun akan membenarkannya. Banyak sekali penyakit-penyakit mengenai tubuh manusia yang dapat disembuhkan dengan doa-doa lebih-lebih dengan al-Fatihah yang mengandung banyak rahasia, kebenaran dan pengertian-pengertian yang sangat tinggi. Di dalamnya terkandung at-tauhid, penyerahan diri kepada Allah, sanjungan dan pujian terhadap Allah, di dalamnya terdapat nama-nama Allah yang baik, nama Allah yang dapat menghilangkan segala kejelekan dan dapat mendatangkan segala kebaikan (termasuk kesembuhan itu).